Radit pemain basket :DCerita |
Seperti cerita
sebelumnya, ada teman saya yang tinggi dan berbulu (bukan gorilla ya), namanya
adalah radit. Ini saya mau cerita sedikit tentang radit. Kami pun mengikuti
perkuliahan psikologi eksperimen di hari rabu siang. Perkuliahan kami pun juga
hidup dengan nuansa humor karena dosen kami pun gila humor (upss biasa aja
kali). Kami pun tidak terlambat masuk dengan tepat waktu, kecuali radit.
Kemudian yang tidak disangka pun radit muncul di depan pintu dengan tanpa hawa
kehadiran (kaya hantu saja radit atau lupa beri salam ketika masuk).
Kami pun terdiam
kecuali suara dosen kami yang terdengar. Radit membuka pintu dan berdiri
sejenak untuk melihat/mencari kursi yang kosong (Tidak ada yg
memperhatikannya). Radit pun menemukan kursi besar yang kosong (empuk, beroda,
dan enak dipake tidur) di depan. Radit pun berjalan ke depan dengan gagah
berani tanpa rasa malu untuk mengambil kursi itu (Tidak ada yg memperhatikannya
kita semua sibuk perhatikan dosen). Dengan sekuat tenaga pun radit mengangkat
kursi yang dimaksud ke belakang (Santai bos, Cuma ngangkat kursi tapi sperti
angkat rumah).
Akhirnya salah satu
teman kami pun menyahut (uppi), “beh radit ee” (maksudnya tuh uppi klw radit
itu gak punya malu, mungkin urat malunya putus). Dan dosen kami pun bilang “yah
sebentar kita urus itu” (sambil tersenyum). Suasana pun kini berubah menjadi
tawa membahak terbahak-bahak karena ulah radit yang heroid itu. Harusnya toh “Astaga
radit toh na liat mi ada kursi di depan kosong, na angkat lagi ke belakang, na
lewati pak lukman dgn tidak permisi dulu, mw nya itu duduk mi sja di depan
radit, radit tidak ada toh ekspresi malunya saat itu”. Betul-betul radit pemirsa tetap saja slow,
santai, dan datar-datar saja. Tapi positifnya radit tidak pernah stres loh.
Astagfirullahaladzim, Ya Allah maafkan jika ada kenakalan radit maupun dari
penulis cerita ini.
Penulis: Muh. Amirul Haq
0 komentar:
Posting Komentar