Kamis, 20 November 2014

Amir Bukan Manusia Biasa (part XIV)

Amir naik motor (terus?)
Cerita sebelumnya
Amir Bukan Manusia Biasa (part XII)


Kali ini menceritakan kisah Amir dibalik peristiwa INSTING (read: INSiden TIga belas November). Ketika rekan-rekan mahasiswa meneriakkan retorika perjuangan terhadap isu kenaikan bahan bakar mahal (BBM) itu, mereka menutup jalan dan membuka jalan perjuangan. Teriknya matahari membungkus tekad para mahasiswa itu untuk membakar penindasan para penguasa yang bersembunyi di balik mendungnya awan politik, awan penuh badai dan petir yang kapan saja bisa digunakan untuk membunuh rakyatnya. Namun, semangat dan tekad para pejuang rakyat itu terhenti ketika badai kecil penuh tameng datang menghantam dan melukai jiwa dan raga para pejuang.

Badai berlalu luka pun membekas. Bekasnya tidak akan terhapuskan dengan belaian kasih sayang yang penuh tipuan, bekas ini akan hilang ketika Amir datang traktir kita-kita semua.. wahaha. Oh iya, Amir merupakan saksi kejamnya INSTING, ketika segerombolan tameng datang menyerang kampus. Kala itu Amir hanya bisa diam tanpa kata melihat brutalnya seragam yang bersenjata itu. Memang Amir tidak menjadi sasaran dari kebutaan mereka ketika menangkap mahasiswa, tapi Amir berusaha meneriaki para penegak hukum nan pengayom masyarakat itu dengan sekuat tenaga, agar teman-temannya yang tidak tahu apa-apa tidak diseret begitu saja. Namun, usahanya sia-sia dan membuat Amir tambah geram dan dengan segera dia ingin melempar batu dan mengganti berita di tv yang dari tadi dia tonton.

Jangan salah, memang Amir tidak ada di lokasi saat laskar gas air mata menyerang kampus. Tapi, Amir berusaha membela teman-temannya yang kebetulan ditangkap polisi. Kita tahulah bagaimana cara Amir membela? Bukan dengan traktiran sebotol coca-cola oplosan, tapi Amir membela dengan mulia dan sederhana saja. Mimpi, iyah Amir hanya tidur dan bermimpi, di dalam mimpinya itu ia berusaha agar teman-temannya tetap ditahan dan tak akan keluar. Beberapa diantara kita tahukan ketika seseorang bermimpi sesuatu, maka yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang terjadi dalam mimpi itu. Iyah, itulah yang Amir lakukan untuk membantu kawan-kawannya yang menjalani pemeriksaan di balik pagar yang di depannya bertuliskan Polrestabes Makassar.

Intinya toh, Amir tidak adai di kampus pada saat penyerangan terjadi, dan dia tidak datang di polrestabes saat sebagian mahasiswa psikologi dan dosen datang menjenguk mahasiswa yang ditangkap begitu saja. Tetap berpikir positif sajalah :) setidaknya Amir pernah berjuang, meski tak pernah ternilai dai mata kalian #EdisiSemangat

Cerita Selanjutntya
Amir Bukan Manusia Biasa (part XV)
Share:

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terharu :') akhirnya edisi ini keluar juga

psychofren lirik

Teks PsychoFren (lagu angkatan)

Saat mengenalmu kau selalu di hati
memberiku inspirasi menjalani hariku
suasana berbeda selalu ku damba
PsychoFren angkatanku
tiada duanya...

#
Kepakan semangat mu
PsychoFren
Raih semua mimpi
PsychoFren
menyiapkan asamu
satukan hati kita untuk....
PsychoFren

Perjalanan in tak mudah bersama kita bisa
melalui semua berbagai macam masalah
gengamlah tanganku sadarkan ku tak sendiri
PsychFren angkatanku
tiada duanya....
back to #