Dora Emir |
Suatu hari di warung coto ..
saya,"amir mau makan apa ?"
amir,"kau ?"
saya,"kalo saya hati campur daging."
amir,"iyah iyah, itu mi juga saya"
Sesaat kemudian, kami pun duduk dengan manis sambil menunggu pesanan datang, saya duduk dengan menopang dagu, amir duduk dengan mata berkaca-kaca, ternyata amir sudah kelaparan sesekali dia menjilat-jilat hapenya. Untung mas-mas sudah datang aku sangat bersyukur, kalau sampai mas-masnya tidak datang pasti amir sudah menyodomi hapenya -wah..kok ceritanya tentang laki-laki homo sihh-. yang itu tadi cuma bercanda.
Kami pun mulai menyantap coto yang sudah kami pesan, aku pun memimpin do'a sebelum makan, tapi kok nda selesai-selesai, wah ternyata ku nda hapal, hihi. Aku suruh deh Amir tuk memimpin do'a, bukannya dia baca do'a makan dia malah baca do'a malam pertama pengantin baru, pantas pada saat Amir membaca do'a itu ibu-ibu yang duduk di sampingku menatap Amir dengan penuh hasrat -haha cuma bercanda ibu-ibu tadi diganti dengan banci-. Ok lanjut, kami pun sepakat memanggil uztaz tuk membacakan do'a makan, saya menyuruh Amir tuk menelfon udzats yang dia kenal. Sekitar dua hari kemudian -maksudnya dua jam-, udztaznya pun datang, terjadilah percakapan antara Saya(Azmul), Amir(Platipus), dan Udztaz(Aidil)
amir,"ada apa gerangan udztaz datang ke sini?"
udztaz,"aduh, kamu pikun atau homo sih -apa hubungannya- tadi kamu yang nelfon kok bertanya lagi aku mau apa di sini!"
saya,"iyah ini amir suka pikun kayak monyet saja, tadi pagi dia makan pikun"
amir,"itu pisang ongol"
saya,"mau-mau ku ongol"
udztaz,"....."
amir,"kalau begitu bagaimana kalau kita suru saja udztaz Aidil untuk baca do'a"
saya,"(dalam hati) apakah orang tua amir sanggup urus makhluk kayak dia?"
udztaz,"baiklah, mari kita berdo'a"
Setelah udztaz berdo'a, kami pun pulang.
Bersambung....
Cerita selanjutnya
2 komentar:
hahaha :v
lanjut kaka
haha. nanti saya lanjutkan.. sudah ada ide ku haha
Posting Komentar